2018 - Dalil Sunnah

Pasang Iklan Hanya Rp. 50.000

Promo

  • Kurma Ajwa
  • 350.000
  • 180.000
  • 100.000

Hot

Post Top Ad

Order WA Kurma Ajwa Aliya Madinah

Sunday, December 30, 2018

Kerusakan Pada Dien Seorang Muslim Dengan Sebab Ambisi Terhadap Harta Dan Kehormatan Di Dunia

9:48 AM 0
Dari Ka’ab bin Malik Al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
 
Dua ekor serigala yang lapar kemudian dilepas, menuju seekor kambing, (maka kerusakan yang terjadi pada kambing itu) tidak lebih besar dibandingkan dengan kerusakan pada agama seseorang yang ditimbulkan akibat ambisi terhadap harta dan kehormatan

[HR. Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, Imam Tirmidzi berkata (tentang) hadits ini: “Hasan shahih”. Muhammad Shubhi Hasan Hallaq menyatakan: “Hadits ini telah dishahihkan oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Albani dan selain mereka.].

  
@ Orang yang berambisi terhadap harta dan kehormatan (dunia) tidak akan selamat dari keutuhan keislamannya, kecuali sedikit orang yang selamat.

 Peringatan keras dari bahaya ambisi terhadap harta dan kehormatan di dunia.

Image result for ambisi 
Read More

Saturday, October 13, 2018

Amalan Yang Paling Dicintai Oleh Allah Shalat Pada Waktunya

10:25 AM 0
Dari Abu Amr Asy-Syaibani, ia berkata,

حَدَّثَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلىَ دَارِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: “الصَّلاَةُ عَلىَ وَقْتِهَا “. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ: ثُمَّ “بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ” قُلْتُ ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ: ((ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)) قَالَ: حَدَّثَنِيْ بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

”Pemilik rumah ini -sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud– memberitakan kepadaku, “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan yang paling dicintai oleh Allah?”

Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.”

Saya bertanya lagi, “Lalu amalan apa lagi, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.”

Saya bertanya kembali, “Kemudian amalan apa lagi?”

Beliau berkata, “Kemudian berjihad di jalan Allah.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Beliau (hanya) menyebutkan perkara tersebut, jika sekiranya aku bertanya lebih banyak, maka tentu beliau akan menambahnya““ (Shahih. Bukhari : 527 dan Muslim : 140)

 
عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا »
 

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 




@ Allah memerintahkan untuk menjaga shalat pada waktunya.

@ Shalat didahulukan mengingat kedudukannya yang penting dalam agama Islam. Shalat merupakan tiang agama, rukun Islam kedua, media yang menghubungkan hamba dan Rabb-nya, dan batas pembeda antara keimanan dan kekufuran;




Image result for shalat tepat waktu















Read More

Monday, September 24, 2018

Kebenaran Tetap Diterima Walaupun Datangnya Dari Orang Kafir

4:43 PM 0
Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata:

دَخَلَتْ عَلَيَّ عَجُوزَانِ مِنْ عُجُزِ يَهُوْدِ الْمَدِينَةِ فَقَالَتَا لِيْ إِنَّ أَهْلَ الْقُبُوْرِ يُعَذَّبُونَ فِي قُبُوْرِهِمْ فَكَذَّبْتُهُمَا وَلَمْ أُنْعِمْ أَنْ أُصَدِّقَهُمَا فَخَرَجَتَا وَدَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ عَجُوزَيْنِ وَذَكَرْتُ لَهُ فَقَالَ صَدَقَتَا إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ كُلُّهَا فَمَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ فِي صَلاَةٍ إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Dua nenek Yahudi Madinah masuk menemuiku, keduanya mengatakan kepadaku: “Sesungguhnya orang-orang yang berada di dalam kubur disiksa di dalam kubur mereka”. Aku mendustakan keduanya, aku tidak senang membenarkan keduanya. Lalu keduanya keluar. Nabi datang masuk menemuiku, maka aku berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah , sesungguhnya dua nenek…”, aku menyebutkan kepada beliau. Beliau bersabda: “Keduanya benar. Sesungguhnya mereka disiksa dengan siksaan yang didengar oleh binatang-binatang semuanya”. Kemudian tidaklah aku melihat beliau di dalam shalat setelah itu, kecuali beliau berlindung dari siksa kubur”. [HR. Bukhâri, no. 6366; Muslim, no. 586]

Lihatlah, bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan dan menerima perkataan dua nenek Yahudi tentang adanya siksa kubur. Bahkan, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari siksa kubur di dalam shalatnya setelah itu

Bahkan beliau meluruskan amalan umat dari sebab peringatan yang disampaikan oleh seorang Yahudi! Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

عَنْ قُتَيْلَةَ امْرَأَةٍ مِنْ جُهَيْنَةَ أَنَّ يَهُودِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّكُمْ تُنَدِّدُونَ وَإِنَّكُمْ تُشْرِكُونَ تَقُولُونَ مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ وَتَقُولُونَ وَالْكَعْبَةِ فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادُوا أَنْ يَحْلِفُوا أَنْ يَقُولُوا وَرَبِّ الْكَعْبَةِ وَيَقُولُونَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ شِئْتَ
 
Dari Qutailah, seorang wanita dari suku Juhainah, bahwa seorang laki-laki Yahudi mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Sesungguhnya kamu menjadikan tandingan (bagi Allah). Sesungguhnya kamu menyekutukan (Allah). Kamu mengatakan ‘Apa yang Allah kehendaki dan apa yang engkau kehendaki’. Kamu juga mengatakan ‘Demi Ka’bah’. Maka Nabi memerintahkan kaum Muslimin, jika menghendaki sumpah untuk mengatakan ‘Demi Rabb Ka’bah’. Dan agar mereka mengatakan ‘Apa yang Allah kehendaki kemudian apa yang engkau kehendaki’. [HR. Nasâi, no. 3773; dishahîhkan oleh al-Albâni] 

@ Disyari’atkan kembali menuju kebenaran walaupun yang mengingatkan hal itu adalah bukan pengikut kebenaran.  

@Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari perkataan yang benar dari orang-orang Yahudi. 

@ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari orang Yahudi tersebut, padahal yang nampak dari niat orang Yahudi itu adalah mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat beliau. Karena yang dia katakan memang benar. 
 

Image result for kebenaran




Read More

Saturday, September 22, 2018

Di Antara Manusia Ada Yang Menjadi Pembuka Kebaikan Dan Pembuka Keburukan

5:05 AM 0

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” (HR. Ibnu Majah no. 237, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 297, Ath-Thayalisi dalam Al-Musnad no. 2082 dan Al-Baihaqi Syu’abul Iman no. 298. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1332)
Hadits riwayat Abu Hurarirah radhiyallahu ‘anhu berikut ini.

Abu Hurarirah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati sekelompok orang yang sedang duduk. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِكُمْ مِنْ شَرِّكُمْ؟

“Maukah aku kabarkan kepada kalian orang yang terbaik di antara yang terburuk di antara kalian?” 

Mereka pun terdiam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengulangi pertanyaan tersebut sampai tiga kali. Kemudian mereka pun menjawab, “Iya, wahai Rasulullah! Kabarkanlah kepada kami siapakah orang yang terbaik di antara yang terburuk di antara kami.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, 

خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ، وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ
 
“Manusia terbaik di antara kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan orang lain merasa aman dari gangguannya. Manusia terburuk di antara kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikannya dan orang lain juga tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Tirmidzi no. 2263, Ahmad no. 8812, dan Ibnu Hibban no. 528. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2603).

 
Image result for open door
Read More

Friday, September 21, 2018

Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga

6:24 PM 0
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).

Image result for jalan surga
Read More

Wednesday, September 12, 2018

Nabi Ibrahim Alaihissalam Orang Pertama Yang Diberi Pakaian Pada Hari Kiamat

7:16 PM 0
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا َ
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan dalam keadaan belum disunat.
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam membaca ayat:
كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
(yaitu) pada hari kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya. [Al-Anbiya’/21:104]
وَأَوَّلُ مَنْ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ
Dan orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim. 
(HR. Al-Bukhâri, no. 3349 dari hadits Ibnu Abbâs)

Image result for pakaian
Read More

Nabi Ibrahim Alaihissalam Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam Adalah khalîlurrahman

7:14 PM 0
Kata khalîl itu berasal dari kata al-khullah yang bermakna puncak kecintaan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda:
وَإِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا
Saya berlepas diri kepada Allâh Azza wa Jalla dari menjadikan salah seorang diantara kalian sebagai khalîl (kesayangan atau kekasih), karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menjadikanku sebagai khalîl-Nya sebagaimana Dia telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai khalîl (kesayangan). Seandainya aku boleh menjadikan salah seorang dari umatku sebagai khalîl, maka tentu aku telah menjadikan Abu Bakr Radhiyallahu anhu sebagai khalîlku. 
[HR. Muslim, no. 532 dari hadits Jundub bin Abdillah Radhiyallahu anhu]

Related image
Read More

Monday, September 10, 2018

Terluka Di Jalan Allâh Akan Datang Pada Hari Kiamat Aromanya Semerbak Kasturi

6:05 AM 0
Imam al-Bukhâri membuat sebuah dalam kitab Shahih beliau: Bab Laa Yuqal Fulan Syahid (Tidak boleh dikatakan bahwa fulan syahid). Imam al-Bukhâri berdalil dengan hadits shahih:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُكْلَمُ أَحَدٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِهِ، إِلَّا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِ، وَالرِّيحُ رِيحُ الْمِسْكِ

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Tidak ada seorangpun yang terluka di jalan Allâh Azza wa Jalla -dan Allâh Azza wa Jalla Maha tahu tentang orang-orang yang terluka di jalan-Nya- kecuali dia akan datang pada hari kiamat, warnanya warna darah sementara aromanya aroma semerbak kasturi.

 Image result for terluka
Read More

Orang Yang Mati Syahid Tidak Akan Ditanya Di Dalam Kuburnya

6:01 AM 0
Disebutkan dalam sebuah hadits, ada seseorang yang bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ إِلَّا الشَّهِيدَ قَالَ كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً

Wahai Rasûlullâh! Mengapa semua orang yang beriman akan ditanya di alam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Cukuplah kilatan pedang di atas kepala mereka sebagai ujian bagi mereka.”
(HR An Nasai) Dishahihkan Syaikh Al Albani


Image result for logo syahid




Read More

Friday, September 7, 2018

Haram Masuk Neraka, Orang Yang Mengucapkan Laa Ilaha Illallah

10:13 AM 0
Dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).

@ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan  barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas dan melaksanakan konsekuensinya yaitu menjauhi kesyirikan dan mengamalkan kalimat tadi secara lahir dan batin, dan mati dalam keadaan demikian, maka neraka tidak akan menyentuhnya pada hari kiamat kelak.
1- Menunjukkan keutamaan orang yang bertauhid dan tidak berbuat syirik bahwasanya ia akan diselamatkan dari siksa neraka dan juga dihapuskan dosa.

2- Iman tidaklah cukup dengan ucapan namun harus diiringi dengan i’tiqod (keyakinan) dalam hati. Jika hanya diucap saja, tidak di batin, maka itu sama halnya dengan orang munafik.

3- Iman juga tidak bermanfaat jika hanya i’tiqod (keyanikan) di hati tanpa ada ucapan sebagaimana keadaan orang-orang jaahid (yang menentang).

4- Neraka haram bagi orang yang memiliki tauhid yang sempurna.

5- Amal tidaklah bermanfaat jika tidak diiringi dengan ikhlas mengharap wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

6- Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illalah namun ia beribadah kepada selain Allah sebagaimana halnya ibadah quburiyun, maka tidak bermanfaat kalimat tersebut.

7- Allah memiliki sifat wajah yang layak bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.


 
Image result for la ilaha illa
1- Menunjukkan keutamaan orang yang bertauhid dan tidak berbuat syirik bahwasanya ia akan diselamatkan dari siksa neraka dan juga dihapuskan dosa.
2- Iman tidaklah cukup dengan ucapan namun harus diiringi dengan i’tiqod (keyakinan) dalam hati. Jika hanya diucap saja, tidak di batin, maka itu sama halnya dengan orang munafik.
3- Iman juga tidak bermanfaat jika hanya i’tiqod (keyanikan) di hati tanpa ada ucapan sebagaimana keadaan orang-orang jaahid (yang menentang).
4- Neraka haram bagi orang yang memiliki tauhid yang sempurna.
5- Amal tidaklah bermanfaat jika tidak diiringi dengan ikhlas mengharap wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
6- Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illalah namun ia beribadah kepada selain Allah sebagaimana halnya ibadah quburiyun, maka tidak bermanfaat kalimat tersebut.
7- Allah memiliki sifat wajah yang layak bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2994-neraka-haram-bagi-yang-mengucapkan-laa-ilaha-illallah.html

1- Menunjukkan keutamaan orang yang bertauhid dan tidak berbuat syirik bahwasanya ia akan diselamatkan dari siksa neraka dan juga dihapuskan dosa.
2- Iman tidaklah cukup dengan ucapan namun harus diiringi dengan i’tiqod (keyakinan) dalam hati. Jika hanya diucap saja, tidak di batin, maka itu sama halnya dengan orang munafik.
3- Iman juga tidak bermanfaat jika hanya i’tiqod (keyanikan) di hati tanpa ada ucapan sebagaimana keadaan orang-orang jaahid (yang menentang).
4- Neraka haram bagi orang yang memiliki tauhid yang sempurna.
5- Amal tidaklah bermanfaat jika tidak diiringi dengan ikhlas mengharap wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
6- Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illalah namun ia beribadah kepada selain Allah sebagaimana halnya ibadah quburiyun, maka tidak bermanfaat kalimat tersebut.
7- Allah memiliki sifat wajah yang layak bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2994-neraka-haram-bagi-yang-mengucapkan-laa-ilaha-illallah.html
dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2994-neraka-haram-bagi-yang-mengucapkan-laa-ilaha-illallah.html
dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2994-neraka-haram-bagi-yang-mengucapkan-laa-ilaha-illallah.html
dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2994-neraka-haram-bagi-yang-mengucapkan-laa-ilaha-illallah.html
Read More

Saturday, August 18, 2018

Perkara Yang Paling Ditakutkan Menimpa Umat Islam Adalah Munafik Yang Pandai Bicara

10:41 AM 0
Dari Umar Ibnu Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمُ اللِّسَانِ
“Sesungguhnya dari perkara yang paling aku takutkan menimpa umatku adalah munafik yang pandai bicara.” 
(HR. Ahmad no. 145 dan diriwayatkan pula dari sahabat ‘Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhu dengan sanad yang sahih. Lihat Shahih at-Targhib wat Targhib no. 132)
Image result for bicara
Read More

Tanda Kemunafikan Adalah Membenci Kaum Anshar

10:02 AM 0
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, 

“Tanda keimanan ialah mencintai kaum anshar, sedangkan tanda kemunafikan adalah membenci kaum anshar”

(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Read More

Berakhlak Baik Dan Memperdalam Agama Terhindar Dari Kemunafikan

9:58 AM 0
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama” 

(HR At-Tirmidzi).

Read More

Bersegera Melaksanakan Shalat Terhindar Dari Kemunafikan

9:50 AM 0
Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” 

(HR At-Tirmidzi).

Read More

Orang Munafik Memiliki Dua Wajah Dan Dua Lisan.

9:32 AM 0
Dari Abu Hurairah radhiallahu’nhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

Sesungguhnya sejelek-jelek manusia adalah yang mempunyai dua wajah di mana dia datang kepada mereka (kaum muslim) dengan satu wajah dan keapda mereka (kaum munafik) dengan wajah yang lain.” 

(HR. Bukhari 3494, dan Muslim: 2526)

Allah berfirman,
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْإِلىَ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman’ dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, ‘Sesunggunya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” (Al-Baqarah: 14)
Read More

Sunday, August 12, 2018

Dosa Jariyah

4:59 AM 0
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Dan barangsiapa yang membuat (mempelopori) perbuatan yang buruk dalam Islam, maka baginya dosa dan (ditambah dengan) dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim no. 1017).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti tersebut sedikit pun” (HR. Muslim no. 2674).


@ Bagi mereka yang pertama kali memiliki ide perbuatan yang buruk dan yang pertama kali mempopulerkannya, kemudian diikuti oleh banyak orang. Karena bisa jadi orang tersebut menanggung dosa jariyah

@ Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk mengikutinya.




لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)
Image result for Dosa Jariyah
Read More

Sunday, July 22, 2018

Allâh Tidak Melihat Bentuk Dan Harta Kamu, Tetapi Dia Melihat Hati Dan Amal Kamu

4:24 AM 0
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sesungguhnya Allâh tidak melihat bentuk kamu dan harta kamu, tetapi Dia melihat hati kamu dan amal kamu (HR. Muslim, no. 2564)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan. [HR. Al-Bukhâri, no.1; Muslim, no. 1907; dari Umar bin al-Khaththab]

@ Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan melihat hati manusia, apakah ikhlas, dan melihat amalnya, apakah sesuai dengan tuntunan

Read More

Orang Yang Tidak Mencari Pemahaman Dalam Agama Dia Telah Dihalangi Dari Kebaikan

4:13 AM 0
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allâh, Dia menjadikannya faham terhadap agama. [HR. Al-Bukhâri, no: 71]



Image result for kebaikan
Read More

Bertanya Merupakan Obat Kebodohan

3:51 AM 0
Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada umat untuk bertanya kepada ulama:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. [Al-Anbiya’/21: 7]

Semakna dengan ayat ini, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang panjang:

أَلاَ سَأَلُوْا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوْا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ

Tidakkah mereka bertanya ketika mereka tidak tahu, padahal sesungguhnya obat kebodohan hanyalah bertanya. 

[HR. Abu Dawud, no. 336, Kitab: Thaharah, Bab: al-Majruh Yatayammamu (orang yang luka bertayammum), dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahîh Abi Dawud]

Hadits ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan obat kebodohan, juga mendorong orang jahil (bodoh) untuk minta fatwa (bertanya tentang peristiwa yang terjadi) kepada Ulama’.

Read More

Sunday, July 15, 2018

Memperbanyak Istighfar Mendapatkan Rezeki

2:33 AM 0
Allâh Azza wa Jalla berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. [Nûh/ 71: 10-12]

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu… [Hûd/ 11: 3]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الِاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allâh Azza wa Jalla akan menjadikan baginya kelapangan dari setiap kegundahan; dan jalan keluar dari setiap kesempitan. Dan Allâh Azza wa Jalla akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.[Musnad Ahmad, no. 2234. Syaikh Ahmad Syakir berkata, “Isnadnya shahih.”]

Limpahan rezeki tersebut terwujud dalam guyuran hujan yang menyemaikan kesuburan, membanyakkan harta dan anak-anak serta melimpahkan kucuran rezeki, dan menebarkan berbagai sumber dan mata air yang menjadi sarana kesuburan negeri mereka.

Allâh Azza wa Jalla akan membukakan baginya jalan dari berbagai kesempitan dan kegundahan, serta akan dilimpahkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Image result for Istighfar
Read More

Sunday, April 1, 2018

Mengobati Kekecewaan Orang

4:56 AM 0
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menolak hadiah dari seseorang. Setelah tampak kekecewaan pada raut pemberi hadiah, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan alasan penolakannya.

Dari ash-Sha’b bin Jatstsâmah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya ia berkata:

أَهْدَيْتُ لِرَسُوْلِ اللهِ حِمَارًا وَحْشِيًّا, فَرَدَّهُ عَلَيَّ. فَلَمَّا رَأَى مَا فِيْ وَجْهِيْ, قَالَ: إِنَّا لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكَ إِلَّا لِأَنَّا حُرُمٌ

Aku hadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seekor keledai liar. Akan tetapi, Beliau menolaknya. Ketika melihat ekspresi (kekecewaan) pada wajahku, Beliau berkata, “Sesungguhnya kami tidaklah menolak pemberianmu kecuali lantaran kami tengah dalam ihram”.[Muttafaqun alaih.]



@ Pengajuan alasan terkait penolakan hadiah untuk menenangkan hati pemberi hadiah

@ Dianjurkan bagi orang yang menolak hadiah atau semisalnya agar ia menyampaikan alasan penolakan kepada pemberi hadiah untuk mengobati kekecewaan hatinya

Rasûlullâh membagikan harta rampasan yang banyak kepada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya. Sementara, kaum Anshar tidak mendapat sedikit pun darinya. Beliau pun memerintahkan Sa’d bin ‘Ubadah Radhiyallahu anhu untuk mengumpulkan mereka. Ringkasnya, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan alasan dari sikap Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih mengutamakan orang-orang Quraisy dalam pembagian harta rampasan.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kaum Anshar:

أَوَجَدْتُمْ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ فِيْ أَنْفُسِكُمْ فِي لُعَاعَةٍ مِنَ الدُّنْيَا تَأَلَّفْتُ بِهَا قَوْمًا لِيُسْلِمُوْا، وَوَكَّلْتُكُمْ إِلَى إِسْلَامِكُمْ، أَلَا تَرْضَوْنَ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ أَنْ يَذْهَبَ النَّاسُ بِالشَّاةِ وَالْبَعِيْرِ، وَتَرْجِعُوْا بِرَسُوْلِ اللهِ إِلَى رِحَالِكُمْ

“Apakah kalian, wahai sekalian Anshar, merasa iri dalam hal remeh dari perkara dunia, yang aku lakukan untuk mengikat hati orang-orang agar mereka masuk Islam dengan kuat, sedangkan aku sudah percaya dengan keislaman kalian. Tidakkah kalian rela, wahai sekalian Anshar, orang-orang pulang dengan membawa kambing dan onta, sedangkan kalian pulang dengan membawa Rasulullah ke perkemahan kalian?”

Kaum Anshar kemudian berkata, “Kami ridha Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bagian dan jatah kami”. [HR. Ahmad dalam Musnad 3/76-77 no.11730 dengan sanad hasan.]

@ pentingnya menenangkan perasaan orang lain dengan menjelaskan alasan untuk sebuah tindakan yang dilakukan. Ia pun akan memahami dan mengerti sehingga prasangka buruknya pun akan sirna.

Pelajaran penting ini sepantasnya diikuti oleh seseorang dalam kehidupannya bersama masyarakat yang heterogen. Alasan-alasan, baik itu alasan syar’i atau alasan lain yang bersifat pribadi, seyogyanya ia sampaikan ketika tidak mau menerima bingkisan, menolak untuk menghadiri undangan tertentu, atau melakukan satu tindakan yang dipahami orang lain sebagai tindakan yang tidak tepat.

Image result for logo disappointed
Read More

Post Top Ad

Your Ad Spot