Dalil Sunnah

Pasang Iklan Hanya Rp. 50.000

Promo

  • Kurma Ajwa
  • 350.000
  • 180.000
  • 100.000

Hot

Post Top Ad

LightBlog

Post Top Ad

Order WA Kurma Ajwa Aliya Madinah

Thursday, January 21, 2021

2 Hasad Yang Diperbolehkan

3:50 PM 0

sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.:

 لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عّلّى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا 

Tidak ada hasad kecuali kepada dua orang,yang pertama; kepada seseorang yang telah diberi harta kekayaan oleh Allah dan ia habiskan dijalan yang benar, yang kedua; kepada seseorang yang telah diberi hikmah (ilmu) oleh Allah dan ia memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya.[HR.Muttafaq alaih]


Read More

Thursday, December 10, 2020

Dibangkitkan Dalam Keadaan Berusia 33 Tahun

10:10 PM 0

Dari Al Miqdam bin Ma'di Karib radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

ما من أَحَدٍ يموتُ سَقْطًا و لا هَرِمًا و إِنَّما الناسُ فيما بين ذلكَ إلَّا بُعِثَ ابنَ ثلاثِينَ سَنَةً ، فإن كان من أهلِ الجنةِ كان على نسخةِ آدمَ ، و صُورَةِ يوسفَ ، و قلبِ أيوبَ ، و مَنْ كان من أهلِ النارِ عُظِّمُوا ، أوْ فُخِّمُوا كَالجبالِ

"Tidaklah dari seorangpun yang meninggal ketika masih kecil atau ketika sudah tua, dan kebanyakan manusia di antara kedua itu, kecuali kelak ia akan dibangkitkan dalam keadaan berusia 33 (tiga puluh tiga) tahun. 

Jika ia termasuk penduduk surga, maka fisiknya sebagus fisik Nabi Adam, seindah rupa Nabi Yusuf, dan memiliki hati seperti hati Nabi Ayyub. 

Andaikan ia termasuk penduduk neraka, maka ukuran tubuh mereka akan dibuat besar dan dibuat gemuk sebesar gunung" 

(HR. Ath Thabarani no.663, Al Baihaqi dalam Al Ba'ts wan Nusyur no.422, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2512).

Begini Suasana Hari Kebangkitan dan Penghimpunan di Padang Mahsyar -  MAKALAH NIH

Read More

Friday, October 23, 2020

Mencari llmu Merupakan Wasiat Rasulullah

11:55 PM 0

 Beliau bersabda,

سَيَأْتِيْكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُوْنَ الْعِلْمَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمْ فَقُوْلُوْا لَهُمْ   مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَ أَفْتُوْهُمْ

“Akan datang kepadamu orang-orang yang mencari ilmu, maka apabila kamu melihat mereka, ucapkanlah kepada mereka, “Selamat datang kepada wasiat Rasulllah shallallahu 'alaihi wa sallam”, dan berilah fatwa kepada mereka.” 

(HR. Ibnu Majah dari Abu Sa’id, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3651)

40 Hadits Seputar Menuntut Ilmu (1-10) – Al-Muntaqa
Read More

Saturday, August 22, 2020

Tiga Catatan Dosa Pada Hari Kiamat

5:09 AM 0
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda :

عِندَ اللهِ يَومَ القِيَامَةِ ثَلَاثَةُ دَوَاوِين؛ دِيْوَانٌ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ مِنْهُ شَيْئًا وَهُوَ الشِّرْكُ بِااللَّه ثُمَّ قَرَأَ : إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ – النساء: ٤٨ – دِيْوَانٌ لَا يَتْرُكُ اللَّهُ مِنْهُ شَيْئًا وَهُوَ مَظَالِمُ العِبَادِ بَعْضُهُمْ بَعْضًا، وَدِيْوَانٌ لَا يَعْبَأُ اللَّهُ بِهِ وَهُوَ ظُلْمُ العَبْدِ نَفْسَهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ

“Di sisi Allah pada hari kiamat nanti ada tiga catatan dosa; 

Catatan dosa yang tidak akan diampuni Allah sedikit pun yaitu dosa syirik. Kemudian beliau membaca (firman Allah):’Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.’ (An-Nisa’: 48,116). 

Catatan dosa yang tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah, yaitu kezaliman seorang kepada orang lain. 

Catatan dosa yang tidak dipedulikan oleh Allah (jika Allah berkehendak maka Allah akan mengampuninya), yaitu kezaliman seorang terhadap dirinya sendiri, dosa antara dia dengan Rabbnya.” 

(HR. Ahmad 6/240)

Dosa terbagi dua.

Pertama, yang bisa membatalkan tauhid, seperti kesyirikan dan kekafiran.

Kedua, yang mengurangi kesempurnaan tauhid, yakni semua dosa kecuali kesyirikan serta kekafiran

Buat Catatan Terenkripsi Dengan Aplikasi IO Notes Untuk Android ...
Read More

Wednesday, June 10, 2020

Niat Untuk Berbuat Baik Mendapat Pahala Walaupun Tidak Jadi Melakukannya

7:31 AM 0
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan  barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” 

[HR. al-Bukhâri dan Muslim dalam kitab Shahiih mereka] 

TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahih. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 6491), Muslim (no. 131 [207]) dan Ahmad (I/310, 361).

sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allâh Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat :

Jika hamba-Ku berniat melakukan kesalahan, maka janganlah kalian menulis kesalahan itu sampai ia (benar-benar) mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya, maka tulislah sesuai dengan perbuatannya. Jika ia meninggalkan kesalahan tersebut karena Aku, maka tulislah untuknya satu kebaikan. Jika ia ingin mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya, tulislah sebagai kebaikan untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, tulislah baginya sepuluh kali kebaikannya itu hingga tujuh ratus (kebaikan).’”[1]

Dalam riwayat Muslim, disebutkan: 

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ’Jika hamba-Ku berniat mengerjakan kebaikan, maka Aku menuliskan baginya satu kebaikan selagi ia tidak mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya, Aku menuliskan baginya sepuluh kali kebaikannya itu. Jika ia berniat mengerjakan kesalahan, maka Aku mengampuninya selagi ia tidak mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakan kesalahan tersebut, maka Aku menulisnya sebagai satu kesalahan yang sama.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Para malaikat berkata, ’Wahai Rabb-ku, itu hamba-Mu ingin mengerjakan kesalahan –Dia lebih tahu tentang hamba-Nya-.’ Allâh berfirman, ’Pantaulah dia. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, tulislah sebagai satu kesalahan  yang sama untuknya. Jika ia meninggalkan kesalahan tersebut, tulislah sebagai kebaikan untuknya, karena ia meninggalkan kesalahan tersebut karena takut kepada-Ku.’” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dikerjakannya ditulis dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat dan setiap kesalahan yang dikerjakannya ditulis dengan satu kesalahan  yang sama hingga ia bertemu Allâh.”[2]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : 

Setiap perbuatan anak Adam dilipatgandakan; satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat. Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Kecuali puasa, karena ia milik-Ku dan Aku yang membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku …’”[3]

Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :

Allâh berfirman, ‘Barangsiapa mengerjakan kebaikan, ia berhak atas sepuluh kebaikan yang sama dan Aku tambahkan (kebaikan kepadanya). Dan barangsiapa mengerjakan kesalahan, balasannya ialah kesalahan yang sama atau Aku mengampuninya.’”[4]

Dan dari Anas Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda 

Barangsiapa menginginkan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan kesalahan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya.[5]

[1] Shahih: HR. al-Bukhâri (no. 7501), dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu 
[2] Shahih: HR. Muslim (no. 129 [205]), dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu . 
[3] Shahih: HR. al-Bukhâri (no. 1904), Muslim (no. 1151 [164]), at-Tirmidzi (no. 764), an-Nasâ’i (IV/162-163), Ibnu Mâjah (no. 1638, 3823), dan Ibnu Hibbân (no. 3414, 3415 –at-Ta’lîqâtul hisân). 
[4] Shahih: HR. Muslim (no. 2687), Ahmad (V/153), dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (V/25, no. 1253), dari shahabat Abu Dzar Radhiyallahu anhu 
[5]  Shahih: HR. Muslim (no. 162), dari shahabat Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu .

ZAWIYA SHUFIYA - Empat Puluh Hadits Qudsi - Hadits Ke –... | Facebook


Read More

Thursday, March 12, 2020

Akhlaq Yang Mulia Merupakan Buah Dari Tauhid Dan Keimanan

2:25 AM 0
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya di antara mereka”.
[HR. Tirmidzi 3/315 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’us Shagir I/266-267]
Image result for Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya di antara mereka
Read More

Wednesday, March 11, 2020

Berpegang Teguh Pada Sunnah Dikala Terjadi Perselisihan

9:24 PM 0
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ
Barangsiapa di antara kalian yang hidup sesudahku nanti, ia akan melihat perpecahan yang banyak maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham, dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru

Hadits Shahih Riwayat Tirimidzi, Ibnu Majah, dan selainnya

Image result for sunnah
Read More

Tuesday, March 10, 2020

Wabah Penyakit Adalah Sebuah Adzab

7:35 PM 0
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرٍو وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ هَذَا الْوَجَعَ أَوْ السَّقَمَ رِجْزٌ عُذِّبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ ثُمَّ بَقِيَ بَعْدُ بِالْأَرْضِ فَيَذْهَبُ الْمَرَّةَ وَيَأْتِي الْأُخْرَى فَمَنْ سَمِعَ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا يَقْدَمَنَّ عَلَيْهِ وَمَنْ وَقَعَ بِأَرْضٍ وَهُوَ بِهَا فَلَا يُخْرِجَنَّهُ الْفِرَارُ مِنْهُ و حَدَّثَنَاه أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ يَعْنِي ابْنَ زِيَادٍ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِإِسْنَادِ يُونُسَ نَحْوَ حَدِيثِهِ


Telah menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir Ahmad bin 'Amru dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata: 
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb: 
Telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab: 
Telah mengabarkan kepadaku 'Amir bin Sa'd dari Usamah bin Zaid dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: 

"Wabah penyakit ini adalah sebuah adzab, yang dengannya Allah membinasakan sebagian ummat sebelum kalian dan sisanya masih ada dimuka bumi, terkadang datang dan terkadang pergi. 

Bila terdengar ada di suatu tempat maka janganlah kalian mendatanginya. Dan bila terjadi di suatu tempat sedangkan dia ada di situ maka janganlah kalian menyuruhnya keluar dari tempat itu." 

Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Kamil Al Jahdari: 
Telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid yaitu Ibnu Ziyad: 
Telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri melalui jalur Yunus dengan Hadits yang serupa.

Shahih Muslim 4112,Musnad Ahmad 20756


Telah bercerita kepada kami Abdur Razzaq telah bercerita kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Amir bin Sa'ad bin Abi Waqqash dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wabah penyakit ini adalah kotoran, dengannya Allah membinasakan ummat sebelum kalian dan sisanya masih ada dimuka bumi, terkadang datang dan terkadang pergi. Bila terjadi disuatu tempat maka janganlah kalian meninggalkannya dan bila kalian mendengar terjadi disuatu tempat janganlah kalian mendatanginya." Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah bercerita kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri, telah mengabarkan kepadaku Amir bin Sa'ad bin Abi Waqqash bahwa ia mendengar Usamah bin Zaid bercerita kepada Sa'ad bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut wabah penyakit tersebut, dan ia menyebutkan hadits ini.

Musnad Ahmad 20806,20817

Image result for dalil wabah
Read More

Post Top Ad

Your Ad Spot