Kata khalîl itu berasal dari kata al-khullah yang bermakna puncak kecintaan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda:
وَإِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا
Saya berlepas diri kepada Allâh Azza wa Jalla dari menjadikan salah seorang diantara kalian sebagai khalîl (kesayangan atau kekasih), karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menjadikanku sebagai khalîl-Nya sebagaimana Dia telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai khalîl (kesayangan). Seandainya aku boleh menjadikan salah seorang dari umatku sebagai khalîl, maka tentu aku telah menjadikan Abu Bakr Radhiyallahu anhu sebagai khalîlku.
[HR. Muslim, no. 532 dari hadits Jundub bin Abdillah Radhiyallahu anhu]
No comments:
Post a Comment