2011 - Dalil Sunnah

Pasang Iklan Hanya Rp. 50.000

Promo

  • Kurma Ajwa
  • 350.000
  • 180.000
  • 100.000

Hot

Post Top Ad

Order WA Kurma Ajwa Aliya Madinah

Monday, November 14, 2011

Keadaan Manusia Ketika Dibangkitkan

2:21 AM 0

Setelah tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), maka matilah yang di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala menurunkan hujan yang membasahi bumi dan menumbuhkan jasad manusia dari tulang ekornya. Jasad-jasad manusia ini tumbuh seperti tumbuhnya sayuran yang disirami hujan. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُوْنَ (11)

“Dan Rabb yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Zukhruf: 11)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوْ الظِّلُّ – نُعْمَانُ الشَّاكُّ – فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيْهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ

“Kemudian Allah menurunkan hujan bagaikan gerimis atau awan. Maka tumbuhlah darinya jasad-jasad manusia. Kemudian ditiup kembali Sangsakala untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5233)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahu umatnya bahwasanya mereka akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan, lalu dikumpulkan di padang Mahsyar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ إِلَى اللهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari sahabat ‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma).

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Apakah laki-laki dan wanita saling melihat satu sama lain?” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

اَلأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ

“Keadaannya jauh lebih berat dari sekedar melihat satu sama lain.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102).

Read More

Bagian Tubuh Manusia Yang Tidak Dimakan Tanah

2:20 AM 0

Seluruh tubuh manusia akan hancur dimakan tanah, kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala. Adapun yang tidak hancur dimakan tanah adalah

1. Jasad para Nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى اْلأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ اْلأَنْبِيَاءِ

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla mengharamkan tanah memakan jasad para Nabi.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 883, Ibnu Majah, no. 1075 dan dinilai shohih oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud, no. 962 dan Shohiih Ibni Majah, no. 889).

2. Tubuh para syuhada (orang yang meninggal jihad fi sabilillah). Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu pernah menggali makam ayahnya yang mati dalam perang Uhud. Ayahnya dimakamkan bersama orang lain dalam satu liang. Kemudian ia merasa kurang senang membiarkan beliau bersama yang lain dalam satu kuburan. Maka kuburannya digali setelah setelah enam bulan. Ternyata, keadaan ayahnya masih sama seperti saat dikuburkan, kecuali telinganya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1264).

3. Tulang ekor manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي الإِنْسَانِ عَظْمًا لاَ تَأْكُلُهُ اْلأَرْضُ أَبَدًا، فِيْهِ يُرَكَّبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، قَالُوْا أَيُّ عَظْمٍ هُوَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: عَجْبُ الذَّنَبِ

“Sesungguhnya pada diri manusia ada satu tulang yang tidak dimakan tanah selamanya. Padanya manusia disusun (kembali) pada hari Kiamat”. Para sahabat bertanya, “Tulang apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tulang ekor.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5255)

4. Ruh manusia. Meskipun ruh manusia adalah makhluk, namun ia tidak akan punah. (Syarah Al-Aqidah Al-Safariniyah, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Mani’, hal. 212)

Read More

Berapa Jarak Antara Dua Tiupan Sangsakala?

2:13 AM 0

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُوْنَ

“Jarak antar dua tiupan Sangsakala itu empat puluh.” Lalu para sahabat bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.” Mereka bertanya lagi, “Apakah 40 bulan?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.” Mereka bertanya lagi, “Apakah 40 tahun?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.” Kemudian turunlah hujan dari langit, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Semua bagian manusia akan hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari tulang ekor itulah manusia diciptakan pada hari Kiamat.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4554 dan Muslim, no. 5253).

Demikianlah hadits tentang jarak antara tiupan ash-sho’iq (yang mematikan) dan tiupan al-qiyam(kebangkitan). Hadits ini hanya menyebutkan jaraknya adalah empat puluh, tanpa ada penegasan hari, bulan atau tahun. Adapun riwayat yang menegaskan 40 hari adalah riwayat yang lemah. Wallahu Ta’ala a’lam.

Read More

Berapa Kali Sangkakala Itu Ditiup?

2:05 AM 0

Hari kebangkitan dimulai setelah peniupan Sangkakala oleh Malaikat Israfil, atas perintah Allah Ta’ala. Berapa kali sangkakala itu ditiup? Berkaitan dengan masalah ini, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang berapa kali Sangsakala di tiup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Katsir menyatakan ada tiga kali tiupan. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh ketika beliau menjelaskan kitab al-Aqidah al-Wasithiyah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa al-Qur‘an mengabarkan tiga kali tiupan. Tiga tiupan sangsakala ini adalah

Pertama, ialah tiupan al-faz’u (tiupan yang mengejutkan), sebagaimana disebutkan dalam surat An-Naml ayat 87. Allah Ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ (87)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. An-Naml: 87)

Kedua, yaitu tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), dan yang ketiga adalah tiupan qiyam (bangkit). Dua macam tiupan ini terangkum dalam firman Allah Ta’ala:

وَنُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ (68)

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68).

Inilah tiga kali tiupan yang disampaikan oleh Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahulah. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 4/260-261).

Sebagian ulama lagi berpendapat ada dua tiupan. Inilah pendapat Syaikh Muhammad bin Sholih al-’Utsaimin rahimahullah. Tiupan Sangsakala pertama berfungsi sebagai tiupan yang mengejutkan dan membuat pingsan semua makhluk, baik yang di langit maupun di bumi, kecuali yang dikehendaki AllahTa’ala. Sedangkan tiupan kedua berfungsi untuk membangkitkan semua makhluk dari kuburnya. Setelah tiupan yang kedua ini, bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap Rabb semesta alam. (Syarhu Lum’at al I’tiqad, Tahqiq Asyraf Abdul Maqsud, hal. 114)

Read More

Monday, October 3, 2011

Katakan: Matahari Berputar, Bumi Diam

10:10 PM 0
Dalil tentang berputarnya Matahari

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Al-‘Aziz Al-‘Alim (yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui).” [QS. Yasin:38]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Ibrohim berkata: Sesungguhnya Alloh menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat, lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zholim.” [QS. Al-Baqoroh:258]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Alloh-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Alloh mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Robbmu.” [QS. Ar-Ro’d:2]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

"Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” [QS. Ibrohim:33]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Alloh memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Alloh Khobir (Maha mengetahui) apa yang kamu kerjakan.” [QS. Luqman:29]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.” [QS. Fathir:13]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah Al-‘Aziz Al-Ghoffar (yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).” [QS. Az-Zumar:5]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: Inilah Robbku, ini yang lebih besar. Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” [QS. Al-An’am:78]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) fajr. Sesungguhnya sholat fajr itu disaksikan (oleh malaikat).” [QS. Al-Isro:78]

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” [QS. Al-Kahfi:17]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [QS. Yasin:40]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Robbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” [QS. Qof:39]

Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Barang siapa yang bertaubat sebelum menculnya matahari dari barat, Alloh akan menerima taubatnya.” [HR. Muslim dalam “Ad-Dzikr..” (no.2703)]

Dari Abu Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Kalau aku mengucapkan: SubhanaAlloh, Alhamdulillah, La ilaha illa Alloh dan Allohu Akbar lebih aku sukai dari pada terbitnya matahari.” [HR. Muslim (no.2695)]


Dari Jabir radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh `: “Janganlah engkau menyuruh suruhan dan anak kalian ketika matahari telah tenggelam sampai hilang awal malam, karena Syaithon keluar ketika matahari tenggelam sampai hilang awal malam.” [HR. Muslim (no.2031)]

Dan dalil dari As-Sunnah banyak sekali, dan pada hal ini cukup bagi orang yang mau mengambil pelajaran.


Dalil Tentang Diamnya Bumi

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Alloh, Padahal kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqoroh:22]

الَ

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” [QS. Al-An’am:6]

أَ

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” [QS. Al-A’rof:10]


Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dan Dia-lah Robb yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Alloh menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang memikirkan.” [QS. Ar-Ro’d:3]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

وَأَلْقَى فِي الأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَاراً وَسُبُلاً لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.” [QS. An-Nahl:15]

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” [QS. Al-Anbiya’:31]


Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Alloh ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.” [QS. An-Naml:61]

أَ

Alloh Subhanahu wa ta’ala berkata:

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” [QS. Luqman:10]

“Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” [QS. Al-Baqoroh:36]


“Sesungguhnya Alloh menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Alloh. Sesungguhnya Dia adalah Halim Ghofur (Maha Penyantun lagi Maha Pengampun).” [QS. Fathir:41]


Ijma’ tentang tetapnya bumi

Berkata ‘Abdul Qohir Al-Baghdadi -semoga Alloh merahmatinya-: “Dan mereka sepakat tentang berhentinya bumi, dan tenangnya. Dan bergeraknya terjadi karena adanya sebab seperti gempa atau semisalnya.” [lihat “Al-Farq bainal Firoq” (hal.318)]

Berkata Al-Qurthubi -semoga Alloh merahmatinya-: “Dan yang di pegang oleh kaum muslimin dan Ahlul Kitab adalah perkataan bahwasanya berhentinya bumi serta terbentangnya. Dan bergeraknya di karenakan pada saat adanya gempa bumi.” [lihat Tafsir Al-Qurthubi pada surat Ar-Ro’d:3]

Berkata Asy-Syaikh At-Tuwaijiri -semoga Alloh merahmatinya-: “Dan ini jelas tentang hikayat Ijma’ dari Muslimin dan Ahlul Kitab tentang tetapnya bumi dan diamnya.” [lihat “Ash-Showa’iq Asy-Syadidah” (hal.54)]

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -semoga Alloh menjaganya-: “Dan perkataan bahwa bergeraknya bumi adalah bathil, karena perkataan tersebut hampir-hampir tidak ada dalil satu pun yang bisa di terima…” [lihat “Fatawa wa Rosa’il Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh” (13/99)]

Read More

Post Top Ad

Your Ad Spot